Waktu pertama kali ide liburan bareng ibu-ibu muncul, saya paling semangat ngacung alias ikut dibarisan terdepan. Its BRILLIANT! Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba, ketika si Rauf sudah cukup besar untuk ditinggal berdua saja dengan bapaknya. Catat, tanpa ART dan orang tua. Mungkin bukan Rauf yang cukup besar tapi bapaknya sudah pede untuk ditinggal berdua. Hebat juga ya suami saya mau? Yaiya dong harus mau, jitak kalau nolak. Lagian waktu ngobrol hanya bersifat pemberitahuan bukan minta ijin hahaha.
Mommies trip out of town ini dalam rangka
perpisahan teman saya yang mau pulang kampung ke Indonesia. Bosan rasanya kalau makan malam di Aberdeen saja seperti yang sudah-sudah, ingin sesuatu yang
seru dan berbeda gitu. Perginya sih enggak jauh-jauh, cuma ke Glasgow bukan ke
London (ngarep, diaminin aja ya), semalam pula. Rencananya kami berlima
berangkat pagi-pagi buta supaya waktu enggak habis dijalan. Maklum kota besar
terdekat dari Aberdeen cuma Glasgow dan Edinburgh, yang notabenenya membutuhkan waktu 3 jam
perjalanan saja sodara-sodara.
Yang cukup khawatir adalah orang tua saya
ketika mendengar berita itu. "Yakin Giri bisa ditinggal berdua saja?" Saya sih
cuma menjawab dengan entengnya, "Kalau Rauf nangis, paling dikasih nonton
tivi seharian". Saya pasti kangen sama muka innocent dan badungnya Rauf, tapi
disatu sisi saya butuh sekali me time, jauh dari anak dan suami, hanya bersama
teman-teman perempuan saja. Ini benar-benar terapi yang menyehatkan loh. Beberapa
kegiatan yang saya rencanakan untuk dilakukan selama di Glasgow, yaitu:
1. Put on make up.
I know, I know, I am one of
the laziest mommy to put make up on. Soalnya kalau liat Instagram ibu-ibu di
Jakarta pada kece berat, kok bisa ya? Rambut rapi selalu, bulu mata lentik,
high heels, enggak kebayang deh gimana persiapannya, kayanya saya perlu bangun lebih pagi. Waktu saya dipagi hari, habis untuk teriak-teriak supaya Rauf pakai kaos kaki dan sepatu. Untuk trip penting kali ini, saatnya
mengeluarkan apa tu namanya, foundation, eyeshadow, dan lipen yang hampir expired.
2. Shopping and trying clothes in dressing room
2. Shopping and trying clothes in dressing room
Anak saya bukan salah satu anak yang
tidak suka belanja, dia suka diajak masuk ke toko, asal setelahnya mampir ke
Disney Store. Bukan untuk beli mainan tapi untuk nonton. Cuma namanya anak-anak,
pasti senang sekali loncat-loncat, lari-lari, aduh pusing deh. Jadi saya mencoba
untuk seminimal mungkin mengajak dia ke pusat perbelanjaan. Sejak punya anak, shopping
baju pun tidak menarik lagi, saya tidak pernah mencoba pakaian ketika belanja, males ribet alesannya. Kesimpulannya saya lebih sering belanja pakaian anak daripada diri
sendiri, karena those sizes make clothes even cuter.
3. Nikmatnya makan di restoran.
3. Nikmatnya makan di restoran.
“Rauf duduk yang benar”, “Ayo
dimakan dong pizzanya, katanya tadi mau”, belum lagi kalau minumanya tumpah,
sendok jatuh. I’m really looking forward to this, makan dengan tenang tidak terburu-buru. Kami berencana makan di salah satu
restoran Malaysia yang konon kabarnya nikmat sekali, mecin mana mecin, kangen deh.
4. Tidur larut malam.
4. Tidur larut malam.
Seberapa sering saya merencanakan
untuk melakukan sesuatu setelah Rauf tidur, pasti gagal karena ikut terlelap
dengan alunan bedtime story. Kalau benar-benar ada kerjaan yaitu harus masak
besar untuk besok baru deh bergadang. Oiya satu lagi kenapa saya bisa tidur larut malam yaitu untuk membaca gosip-gosip teranyar di kampung halaman.
5. Girls conversation.
5. Girls conversation.
I used to live with other 3 girls when I was
single, alias di kos-kosan waktu kerja. Jadi kebayang dong berapa sering kami
melakukan percakapan cewe-cewe enggak penting. Kalau dulu tentang pacar atau
gebetan sekarang tentang suami hahaha.
Semua ini dapat terlaksana atas bantuan suami
dan pihak-pihak terkait, terima kasih banyak loh!!