"Camping yuk!" ujar suami. Sudah gila dia pikir saya, mau mandi dimana? Sudah cukup dulu waktu muda, peliket-peliket engga mandi, sekarang sih terima kasih ya. "Engga, glamping aja kita di dusun bambu, ada kamar mandinya dan tendanya di atas undakan". Dan dengan segala rayuan gombal lainnya, padahal saya masih ogah membayangkan Bandung di musim hujan harus tidur di tenda, belum lagi kalau ada binatang melata lainnya. Ya sudah deh, sekalian ajak keluarga suami jalan-jalan. Karena kami pesennya mepet, jadi tidak dapat dua tenda berhadapan, tapi bersebelahan dan masuk melalui pintu pagar yang berbeda. Kami menyewa dua tenda, satu untuk saya dan keluarga, dan yang kedua untuk ibu, bapak mertua, adik, dan ponakan.
Perjalanan menuju dusun bambu cukup tricky, karena kami tidak menggunakan GPS dan hanya memanfaatkan papan-papan iklan, kami tersasar sampai ke kota Lembang. Padahal berangkat mengambil rute geger kalong, alamat balik lagi ke Bandung. Setelah telfon sana-sini dan akhirnya cukup pintar memilih untuk menggunakan GPS, kami sampai di dusun bambu. Karena kami tamu menginap maka diarahkan ke tempat parkir yang berbeda.
Memasuki pintu pagar, ada tenda, patio, area bbq, dan kamar mandi dengan air panas. Tenda terbagi dua yaitu ruang tamu dan ruang tidur dibatasi oleh jaring-jaring yang dapat dibuka tutup. Fasilitas di dalam tenda cukup fancy karena ada telepon, internet, dan berberapa kondimen standar hotel. Memasuki kamar tidur, cukup luas dan dilengkapi dengan 2 kasur, selimut, bantal dan sleeping bed. Kalau butuh extra bed bisa kontak resepsionis.
Area bbq sangat luas, sayang malam itu hujan jadi kami hanya bisa menghabiskan waktu di dalam tenda. Sayang sekali cuaca tidak mendukung, konon kabarnya kita bisa meminta tolong pihak hotel untuk membelikan daging dan perlengkapan untuk bbq. Oh iya, alas tenda sempat basah karena air hujan dan pihak hotel membawakan beberapa lap dan handuk untuk mengeringkannya. Kami tidur cukup larut, sepertinya tidak cukup energi yang dihabiskan setelah seharian main atau mungkin karena suara tokek yang mengganggu ya? hehehe
Beberapa survival item yang perlu dibawa untuk dapat melewati gelapnya malam di tenda:
- Bawa sendal jepit untuk ke kamar mandi. Mungkin untuk beberapa orang yang sering naik gunung, sudah terbiasa dengan kamar mandi yang ala kadarnya. Dont get me wrong, kamar mandi yang disediakan bersih, dan lengkap dengan shower air panas. Cuma karena ini menginap outdoor, mungkin saja ada binatang yang masuk apalagi kalau musim hujan, tutup mata deh.
- Senter! setelah jam 7 dan semua permainan tutup, tempat ini bisa begitu sepi dan gelap di dalam tenda. Cuma ada suara jangkrik dang tokek, kalau beruntung mungkin ada suara gitar pengunjung lainnya. Dan ketika malam, kita hanya diberi penerangan lampu petromak yang terbatas, sepertinya dipasang agar mati menjelang malam.
- Jaket dan kaus kaki. It can be cold at midnight, karena letak dusun bambu ini di pegunungan Lembang, jadi suhu bisa turun rendah pada malam hari. Enggak mau kan, malam-malam kebelet pipis terus.
- Boardgame atau kartu. Kalau terpasak harus tinggal di dalam tenda karena hujan, untuk membunuh waktu, bawalah permainan. Sinyal hp tidak terlalu kuat di atas sana, tapi ada wifi yang dapat dimanfaatkan.
- Packed some snacks and drinks for late night.
Pengalaman glamping kali ini tidak membuat saya kapok kok, walaupun saya tetap tidak mau kalau diajak naik gunung beneran. Rasanya cukup sudah dulu berkemah waktu menjadi anggota pramuka :)
No comments:
Post a Comment