Awalnya saya enggan untuk jalan-jalan keluar kota kecuali Bandung dan Jakarta saat pulang kampung tahun ini. Jadwal kami cukup padat karena ada nikahan adik ipar. Apalagi menurut saya, pulang kampung itu seharusnya mengahbiskan waktu bersama keluarga besar, tapi suami memaksa, yasudahlah engga ada ruginya juga. Kebetulan bulan februari lalu kami sudah liburan ke Bali, makanya kali ini saya memilih Lombok dengan catatan liburan harus santai.
Jakata dan Lombok memiliki perbedaan waktu 1 jam lebih cepat, sehingga kami mengambil pesawat pagi untuk menghemat waktu. Tidak banyak pilihan penerbangan untuk rute Jakarta-Lombok hanya beberapa maskapai saja yaitu, Garuda Indonesia, Lion Air, CityLink, dan Batik Air. Harganya juga lebih tinggi dari rute Jakarta-Bali, mungkin karena penerbangannya yang tidak banyak ya.
Seperti liburan sebelumnya kami hanya berbekal tempat menginap, selebihnya kami lakukan on the spot alias gimana nanti deh!! Di bandara kami menyewa mobil dan speed boat untuk menyebrang ke Gili Trawangan. Perjalanan dari BIL ke pelabuhan/teluk Nare sekitar 2 jam. Kalau tidak makan ayam taliwang dan pelecing kankung bukan ke Lombok namanya, jadi itu merupakan tujuan wajib makan siang. Perjalanan jauh ini tidak terasa karena jalan sekitar pinggir pantai yang dikonstruksi oleh pemerintah setempat begitu mulus. Kontur pulau lombok yang dipadati pegunungan dan dikelilingi pantai dengan air laut yang biru jernih membuat perjalanan jauh itu terlihat menawan.
Sesampainya di teluk Nare, sudah ada speed boat yang menunggu kami. Kalau ingin menghemat budget, bisa naik kapal umum dari pelabuhan Bangsal. Hanya 10 menit waktu yang dibutuhkan untuk sampai di pulau Gili Trawangan dengan speed boat. Kapasitas speed boat pun besar, muat sampai 10 orang dewasa. Anak saya sangat menikmati pelayaran ini, ombak tidak terlalu keras karena frekuensi kapal yang lewat sudah berkurang dibandingkan pagi hari, dan juga jam yang kami pilih masih siang sehingga ombak pasang belum muncul.
Kesan pertama sampai di Gili Trawangan, wow! tidak ada kendaraan bermotor satupun yang melintas. Transportasi utama adalah cidomo yaitu kereta kuda dan sepeda. Wajib hukumnya bisa naik sepeda kalau mau liburan di Gili Trawangan :). Kami langsung menuju tempat menginap kami yaitu Luce de Alma menggunakan Cidomo. Vilanya terletak di tengah pulau, tetapi memiliki pantai pribadi khusus tamu hotel.
H-2 Keliling pulau dalam waktu 2 jam saja
Setelah sarapan, kami bergegas menuju sepeda yang telah disediakan penginapan. Beruntung penginapan memiliki sepeda dengan boncengan anak, tetapi kalau tidak adapun banyak penyewaan sepeda yang menyediakannya. Perjalanan kami mulai dari daerah pelabuhan yang ramai dikelilingi berbagai jenis restoran, cafe, vila, dan tempat hiburan. Udara bebas polusi, angin sejuk, dan teriknya matahari tidak terasa karena banyaknya pohon yang rindang. Kami berkeliling untuk menandai spot-spot berfoto dan tempat makan untuk 3 hari kedepan. Menuju timur, pantai tidak terlalu padat dan cafe-cafe tampak lebih luas tidak dibatasi oleh bangunan penghalang, agaknya memang didesain untuk memudahkan turis menikmati matahari terbenam. Kami bersepeda terus hingga anak saya tertidur. Di daerah utara, semakin banyak pasir pantai di jalanan, sehingga kami harus menggotong sepeda untuk melewatinya. Kami melihat banyak sekali perkebunan pohon kelapa di tengah pulau, pasti mereka tidak akan pernah kekurangan pasokan kelapa muda untuk satu pulau.
H-3 Berenang, berenang, dan berenang.
Agaknya anak saya jadi tergila-gila dengan air semenjak sampai disini. Padahal sebelumnya diajak les berenang saja sulit sekali dengan berbagai drama dan alasan. Sampai habis sunblock, sebotol karena bolak-balik pantai dan kolam renang. Bahkan saat matahari sedang berada di atas kepala pun alias jam 12, dia tetap keukeh berenang. Tadinya kami ingin mencoba snorkling ataupun island hoping. Tapi saya pikir, membawa satu anak 4 tahun ini akan merepotkan dan melelahkan. Saya tidak mau menghabiskan liburan ini dengan mencuci baju akibat seasick atau akibat tertelannya air laut.
H-4 Sampai jumpa lagi Gili Trawangan
Sebelum makan siang kami segera berangkat menuju pulau Lombok, untuk bertemu dengan teman kerja saya dulu. Mereka yang akan menjadi tur guide kami hingga sore hari. Menyusuri pantai, makan sate dan kelapa muda, serta berburu mutiara. Banyak sekali tempat-tempat indah yang belum kami datangi seperti gunung Rinjani, karena terbatasnya waktu.
No comments:
Post a Comment